Kamis, 21 April 2011

Swasembada Pangan


Bab 9
Swasembada Pangan



                   I. PENDAHULUAN

          Swasembada pangan berarti kita mampu untuk mengadakan sendiri kebutuhan pangan dengan bermacam-macam kegiatan yang dapat menghasilkan kebutuhan yang sesuai diperlukan masyarakat Indonesia dengan kemampuan yang dimilki dan pengetauhan lebih yang dapat menjalankan kegiatan ekonomi tersebut terutama di bidang kebutuhan pangan.
          Swasembada pangan umumnya merupakan capaian peningkatan ketersediaan pangan dengan wilayah nasional, sedangkan ketahanan pangan lebih mengutamakan akses setiap individu untuk memperoleh pangan yang bergizi untuk sehat dan produktif. Jadi diversifikasi adalah bagian dair program swasembada pangan yang memiliki arti pengembangan pilihan/ alternatif lain makanan pokok selain padi/nasi (sebab di indonesia makanan pokok adalah padi/nasi). Salah satu caranya adalah dengan sosialisasi ragam menu non padi/nasi.
          Secara sederhana swasembada beras dapat didefenisikan sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan beras dalam negeri. Dalam sejarahnya, Indonesia pernah mengalami swasembada pada tahun 1984 di era Orde Baru. Sebagai perbandingan, jika tahun 1969 Indonesia hanya mampu memproduksi beras sekitar 12,2 juta ton, pada tahun 1984 bisa mencapai 25,8 juta ton kebutuhan sekitar 160 juta penduduk (saat itu) dan bahkan secara gotong royong petani Indonesia mengumpulkan gabah secara sukarela sebesar 100.000 ton untuk disumbangkan kepada petani dunia lain yang kekurangan pangan. Bisakah kita mengulang masa-masa era keemasan melimpahnya produksi beras ?
Pertanyaan tersebut mengindikasikan bahwa kondisi sekarang jauh dari nostalgia swasembada beras. Impor beras dari Vietnam beberapa tahun belakangan menggambarkan carut marutnya kondisi perberasan kita.Walaupun Menteri Petanian,Anton Apriantono mengklaim Indonesia sebenarnya sudah swasembada beras sejak tahun 2004, kita masih merasakan munculnya kerentanan-kerentanan jika produksi gagal panen ataupun ancaman dari perubahan-perubahan ekonomi dan alam. Artinya, kondisi ketahanan produksi beras kita, masih jauh dari aman.



II. PEMBAHASAN


Swasembada pangan berarti kita mampu utk mengadakan sendiri kebutuhan pangan masyarakat dengan melakukan realisasi & konsistensi kebijakan tsb, antara lain dengan melakukan:
1. Pembuatan UU & PP yg berpihak pada petani & lahan pertanian.
2. Pengadaan infra struktur tanaman pangan seperti: pengadaan daerah irigasi & jaringan irigasi, pencetakan lahan tanaman pangan khususnya padi, jagung, gandum, kedelai dll serta akses jalan ekonomi menuju lahan tsb.
3. Penyuluhan & pengembangan terus menerus utk meningkatkan produksi, baik pengembangan bibit, obat2an, teknologi maupun sdm petani.
4. Melakukan Diversifikasi pangan, agar masyarakat tidak dipaksakan utk bertumpu pada satu makanan pokok saja (dlm hal ini padi/nasi), pilihan diversifikasi di indonesia yg paling mungkin adalah sagu, gandum dan jagung (khususnya indonesia timur).


Radius Prawiro pada tahun 1998 menjabarkan beberapa langkah kunci yang pernah diambil dalam perjalanan ke arah swasembada beras, diantaranya: 1. Bulog, Dewan Logistik Pangan, dan Harga-harga Beras. Di antara lembaga-lembaga tersebut, Buloglah yang paling berperan dalam pencapaian swasembada beras. Bulog tidak terlibat langsung dalam bisnis pertanian, melainkan hanya dalam urusan pengelolaan pasokan dan harga pada tingkat ansional.

Bulog sengaja diciptakan untuk mendistorsi mekanisme harga beras dengan manipulasi untuk memelihara pasar yang lebih kuat. Selama tahun-tahun pertamanya dalam dekade 70-an, Bulog secara bertahap menaikkan harga dasar beras untuk petani. Pada pertengahan dekade 80-an, ketika Indonesia surplus beras, Bulog mengekspor beras ke luar negeri untuk mencegah jatuhnya harga. Tindakan ini membantu memelihara stabilitas pasar yaitu:
1)      Teknologi dan Pendidikan.
Sejak tahun 1963, Indonesia memperkenalkan banyak program kepada para petani untuk meningkatkan produktivitas usaha tani. Pemerintah berjuang untuk memperkenalkan teknologi pertanian kepada para petani.
Di samping itu, pemerintah juga menekankan pendidikan untuk menjamin teknik dan teknologi baru dimengerti dan digunakan secara benar. Faktor lain yang berperan penting dalam meningkatkan hasil padi adalah peningkatan penggunaan pupuk kimia.
2)      Koperasi Pedesaan.
Pada tahun 1972, ketika Indonesia kembali mengalami panen buruk, pemerintah menganjurkan pembentukan koperasi sebagai suatu cara untuk memperkuat kerangka kerja institusional. Ada dua bentuk dasar dari koperasi, pada tingkat desa ada BUUD (Badan Usaha Unit Desa).
Pada tingkat kabupaten, ada koperasi serba usaha yang disebut KUD (Koperasi Unit Desa). Koperasi juga bertindak sebagai pusat penyebaran informasi atau pertemuan organisasi.
3)      Prasarana.
Banyak aspek pembangunan prasarana yang secara langsung ditujukan untuk pembangunan pertanian, dan semuanya secara langsung memberikan kontribusi untuk mencapai swasembada beras.

Stok beras di pasaran dibuat langkah baru kemudian harga naik, akhirnya masyarakat dipaksa memahami impor beras yang akan dilakukan oleh pemerintah. Impor beras yang dilakukan oleh pemerintah berdampak dua hal yakni:
-          Pertama, menurunkan motivasi kerja para petani karena hasil kerja kerasnya akan kalah berkompetisi dengan beras impor di pasaran.
-          Kedua, menterpurukkan tingkat pendapatan petani domestik yang rendah menjadi sangat rendah.
Selain itu, ada motivasi ekonomi-politik yang sebenarnya disembunyikan di balik logika bisnis impor beras. Impor beras merupakan bentuk kebijakan ekonomi-politik pertanian yang mengacu kepada kepentingan pasar bebas atau mazhab neo-liberalisme.

Kebijakan pemerintahan SBY saat ini tidak mendukung berkembangnya sektor pertanian dalam negeri. Antara lain,
Indonesia telah mengarah ke negara industri, padahal kemampuanya masih di bidang agraris. Misalnya, kedudukan Pulau Jawa sebagai sentra penghasil padi semakin kehilangan potensi karena industrialisasi dan pembangunan perumahan.
Konversi tata guna lahan ini merupakan salah satu pemicu merosotnya pertanian Indonesia yang menjadi sumber penghidupan 49 persen warga negara.

Ada sejumlah faktor yang selama ini menjadi pemicu utama terpuruknya sektor pertanian, di antaranya :
Dari segi sarana dan prasarana, dana pemeliharaan infrastruktur pertanian, tidak ada pembangunan irigasi baru, dan pencetakan lahan baru tidak berlanjut.
Dalam hal bebasnya konversi lahan pertanian, pihak pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten tidak disiplin menjalankan pemerintahan dengan mengizinkan pengubahan fungsi pertanian yang strategis bagi ketahanan negara.
Dari sisi kebijakan dan politik, penerapan otonomi daerah membuat sektor tanaman pangan terabaikan. Para elite politik membuat kebijakan demi partai, bukan untuk kebijakan pangan rakyat. Keadaan semakin buruk dengan tidak adanya keamanan dan stabilitas yang seharusnya dijalankan aparat penegak hukum.

Penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, menyediakan sumber pangan dan bahan baku industri/biofuel, pemicu pertumbuhan ekonomi di pedesaan, perolehan devisa, maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain. Dengan demikian, sektor pertanian masih tetap akan berperan besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Belajar dari pengalaman masa lalu dan kondisi yang dihadapi saat ini, sudah selayaknya sektor pertanian menjadi sektor unggulan dalam menyusun strategi pembangunan nasional.

Sektor pertanian haruslah diposisikan sebagai sektor andalan perekonomian nasional. Revitalisasi Pertanian dan Perdesaan, secara garis besar ditujukan untuk:
• meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional
• menciptakan lapangan kerja berkualitas di perdesaan, khususnya lapangan kerja non-pertanian, yang ditandai dengan berkurangnya angka pengangguran terbuka dan setengah terbuka
• meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan dan masyarakat perdesaan, yang dicerminkan dari peningkatan pendapatan dan produktivitas pekerja di sektor pertanian.

Laju pertumbuhan penduduk yang positif membuat Indonesia harus terus menerus memacu produksi berasnya agar tetap swasembada beras. Sementara, fenomena banjir dan kekeringan yang semakin tidak terkendali dan tingginya laju konversi fungsi lahan sawah ke penggunaan yang lain di luar produksi beras akhir-akhir ini, mengisyaratkan bahwa resiko akan terjadinya kegagalan produksi beras di negeri ini telah semakin meningkat dari waktu ke waktu. Merosotnya kemampuan finansial pemerintah dalam melakukan rehabilitasi dan perluasan jaringan irigasi bahkan telah membuat kondisi resiko produksi semakin buruk.Sehingga, ke depan sangatlah mungkin terjadi pada suatu periode waktu tingkat produksi beras nasional jatuh pada level yang jauh di bawah target yang dibutuhkan untuk mencapai swasembada beras. Artinya, pada saat itu Indonesia akan kekurangan beras dalam jutaan ton. Bagi Indonesia, jelas kiranya bahwa jalan menuju ketahanan pangan nasional yang lestari bukanlah swasembada beras, tetapi swasembada pangan. Artinya, suka tidak suka, senang tidak senang penduduk negeri ini harus melakukan diversifikasi pangan apabila tidak mau berhadapan dengan ‘kiamat' pangan di masa depan.

Sesungguhnya, pemerintah sudah lama menyadari pentingnya diversifikasi pangan, bahkan telah mempunyai berbagai program untuk mempromosikannya. Namun, suatu hal penting yang telah lama diabaikan oleh pemerintah adalah bahwa program swasembada beras tidak ‘compatible' dengan program diversifikasi pangan. Selama beras tersedia di mana saja, kapan saja dengan harga yang relatif murah seperti sekarang ini, masyarakat Indonesia tidak akan tertarik mengurangi konsumsi beras dan mengkompensasinya dengan penambahan konsumsi pangan lainnya, seperti jagung dan sagu.Hal inilah sesungguhnya yang membuat penduduk negeri ini doyan beras, bukanlah karena seleranya kaku. Sebab, faktanya, setiap harinya masyarakat Indonesia mengkonsumsi paket pangan yang merupakan campuran dari nasi dan bukan nasi. Artinya, ada ruangan untuk terjadinya substitusi beras dengan non-beras dalam paket konsumsi pangan masyarakat Indonesia. Namun, ruangan subsitusi ini telah menjadi sangat sempit saat ini. Sebagai akibatnya, nasi (beras) telah menjadi sangat dominan dalam paket konsumsi harian penduduk negeri ini. Hal ini terjadi karena pemerintah telah sejak lama mengimplementasikan kebijakan pangan yang keliru.

Hambatan dalan program swasembada pangan yaitu, program swasembada pangan masih bergantung pada luas lahan yang tersedia. Dalam menuju swasembada pangan nasional seperti kedelai, jagung, padi, gula, semuanya masih bergantung pada luas lahan yang ada. Tanpa ada realisasi perluasan lahan, mustahil target swasembada pangan 2014 terwujud.Dalam memenuhi swasembada pangan, Indonesia masih membutuhkan lahan sekitar 3 juta Ha. Target produksi padi (GKG) pada 2014 adalah 75 juta ton dari 64 juta ton sekarang. Jagung dari 17 juta ton menjadi 29 juta ton, kedelai pada 2014 ditargetkan 2,7 juta ton. Begitu industri gula sekarang baru 2,3 juta ton ditargetkan naik menjadi 3,6 juta ton pada tahun 2014.Target semua di atas tentu memerlukan tambahan lahan yang cukup signifikan.

Pemerintah telah mengupayakan Indonesia untuk memeuhi kebutuhan pangan untuk seluruh penduduk Indonesia tetapi pada kenyataannya program yang telah dijalankan oleh pemerintah belum akurat dalam membantu program swasembada pangan.Hambatan yang terjadi dalam terciptanya swasembada pangan adalah kekurangan lahan untuk bercocok tanam karena penduduk Indonesia sangat banyak maka memerlukan di setiap daerah swasembada pangan yang cukup luas lahan.Solusinya adalah pemerintah harus menyisihkan di setiap provinsi maupun daerah-daerah untuk mempunyai lahan yang luas agar dapat menanam semua kebutuhan pangan disitu.Jangan setiap ada lahan kosong langsung menjadi proyek bisnis untuk menghasilkan keuntungan pihak tertentu atau pribadi.Sehingga lahan yang seharusnya digunakan dalam menjalakan program swasembada malah menjadi suatu bisnis yang menyebabkan kepadatan penduduk dengan didirikan rumah-rumah permanen,mol,hotel serta apartement. Menjadi salah satu hambatan dan Indonesia akan terus menerus kekurangan bahan pangan dan mengimpor dari Negara lain.




                    III. KESIMPULAN  

Hidup sederhana mencakup sejumlah praktek sukarela yang berbeda untuk menyederhanakan gaya hidup seseorang. Ini mungkin termasuk mengurangi harta seseorang atau meningkatkan swasembada, misalnya. Hidup sederhana dapat dicirikan oleh individu yang puas dengan apa yang mereka butuhkan bukan ingin. Meskipun asketisme umumnya mempromosikan hidup sederhana dan menahan diri dari kemewahan dan kepuasan., tidak semua pendukung hidup sederhana pertapa. Hidup yang sederhana adalah berbeda dari mereka yang hidup dalam kemiskinan paksa, karena ini adalah pilihan gaya hidup sukarela.

Penganut dapat memilih hidup sederhana karena berbagai alasan pribadi, seperti spiritualitas, kesehatan, meningkatkan 'waktu yang berkualitas' di untuk keluarga dan teman-teman, mengurangi jejak pribadi ekologi mereka, pengurangan stres, selera pribadi atau berhemat. Lain menyebutkan tujuan-tujuan sosial-politik yang selaras dengan gerakan anti-konsumeris, termasuk konservasi, degrowth, keadilan sosial, keragaman etnis dan pembangunan berkelanjutan.

Ada beberapa persoalan yang masih membelit kemandirian perberasan kita. Saat ini terjadi peralihan lahan pertanian menjadi pusat aktivitas ekonomi,pemukiman dan pembangunan fisik. Ditambah lagi dengan kegagalan panen,wabah hama,, minimnya infrasturuktur dan kondisi alam yang fluktuatif membuat kita rawan mengalami krisis beras.Liberalisasi pangan yang sekarang mulai berefek pada jatuhnya harga gabah petani menambah buram potret politik perberasan. Belum lagi aksi penyeludupan beras ke luar negeri karena harga di luar lebih menjanjikan dibanding harga dalam negeri.

Untuk keluar dari benang kusut permasalahan perberasan, kita perlu langkah-langkah jangka pendek dan jangka panjang. Pertama,menerapkan politik beras untuk menjaga stabilitas makroekonomi.Caranya dengan mengendalikan harga lewat penyeimbangan pasokan dan permintaan. Kedua, pengadaan infrastruktur tanaman pangan seperti pengadaan daerah dan jaringan irigasi,pencetakan lahan tanaman pangan khususnya padi, jagung, gandum, kedelai serta akses jalan ekonomi.Ketiga, membendung laju konversi lahan dan peningkatan produktivitas melalui penelitian dan pengembangan varieas unggul. Keempat, membuat kebijakan-kebijakan yang pro petani, seperti mengalokasikan anggaran buat sektor pangan ataupun subsidi pupuk yang cukup bagi petani. Diharapkan Indonesia bukan hanya bisa memenuhi kebutuhan “perut sendiri” tetapi sudah mampu berkontribusi buat “perut negara lain”.



                   IV. DAFTAR PUSTAKA


Tambunan, Tulus TH, Perekonomian Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996



Rabu, 13 April 2011

Bab 7 Usaha Kecil Menengah


Bab 7
Usaha Kecil Menengah (UKM)


                   I. PENDAHULUAN

       Selama ini perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia mendapa perhatian serius baik dari pemerintah maupun kalangan masyarakat luas, terutama karena kelompok unit usaha tersebut menyumbang sanagt banyak kesempatakn kerja dan oleh karea itu menjadi salah satu sumber penting bagi penciptaan pendapatan. Selain itu UKM juga berperan sebagai salah satu sumber penting bagi pertumbuhan PDB dan ekspor nonmigas, khususnya ekspor barang-barang manufaktur. Karena pentingnya tiga peran ini, maka secara metodologi, perkembangan UKM di dalam suatu ekonomi selalu diukur dengan tiga indicator, yakni jumlah L, NO atau NT, dan nilai X dari kelompok usaha tersebut, baik secara absolute menpun relatif terhadap usaha besar (UB).


              II. PEMBAHASAN

Definisi Usaha Kecil Menengah
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah) 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar 5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih. Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, di masing-masing Provinsi atau Kabupaten/Kota.  

Contoh usaha menengah
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu: Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah; Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor; Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi; Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam; Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan. Peluang usaha kecil menengah selalu saja mendapat porsi besar dalam republik ini.

Beberapa Karakteristik Usaha Kecil adalah:
Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;
Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha; Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.

Ciri-ciri usaha menengah
Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll; Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan; Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

Dasar Program UKM
Komitmen pemerintah dalam memberikan kemudahan akses modal atau kredit bagi pelaku usaha diwujudkan melalui Menteri Keuangan akhir September 2008 lalu telah mengeluarkan peraturan tentang fasilitas penjaminan Usaha Kecil dan Menengah. Keberadaan UU RI Nomor 20 tahun 2008 tentang “ Usaha Mikro, kecil , dan Menengah ini merupakan tindak lanjut pelaksanaan tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri.

Peluang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Dalam Ekonomi Indonesia
Usaha kecil menengah (SME) seyogyanya mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi. Pelaku Usaha kecil dan menegah atau yang lazim disebut UKM kawasan Asia Pacific telah memiliki kesadaran baru sebagai mana yang di kemukakan di depan para Menteri yang membidangi usaha kecil dan menengah (UKM) di forum APEC yang bertemu dikota Christchurch New Zealand tahun 1999. Pengalaman, keyakinan dan harapan inilah yang kemudian menggelora menjadi semangat yang terus didengungkan hingga saat ini.

Di Indonesia harapan serupa juga sering kita dengarkan karena pengalaman ketika krisis multidimensi tahun 1997-1998 usaha kecil telah terbukti mampu mempertahankan kelangsungan usahanya, bahkan memainkan fungsi penyelamatan dibeberapa sub-sektor kegiatan. Fungsi penyelamatan ini segera terlihat pada sektor-sektor penyediaan kebutuhan pokok rakyat melalui produksi dan normalisasi distribusi. Bukti tersebut paling tidak telah menumbuhkan optimisme baru bagi sebagian besar orang yang menguasai sebagian kecil sumber daya akan kemampuannya untuk menjadi motor pertumbuhan bagi pemulihan ekonomi.

Perjalanan ekonomi Indonesia selama 4 tahun dilanda krisis 1997-2001 memberikan perkembangan yang menarik mengenai posisi usaha kecil yang secara relatif menjadi semakin besar sumbangannya terhadap pembentukan PDB. Hal ini seolah-olah mengesankan bahwa kedudukan usaha kecil di Indonesia semakin kokoh. Kesimpulan ini barangkali perlu dikaji lebih mendalam agar tidak menyesatkan kita dalam merumuskan strategi pengembangan. Kompleksitas ini akan semakin terlihat lagi bila dikaitkan dengan konteks dukungan yang semakin kuat terhadap perlunya mempertahankan UKM (Usaha Kecil dan Usaha Menengah).

Dalam melihat peranan usaha kecil ke depan dan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai posisi tersebut, maka paling tidak ada dua pertanyaan besar yang harus dijawab : Pertama, apakah UKM mampu menjadi mesin pertumbuhan sebagaimana diharapkan oleh gerakan UKM di dunia yang sudah terbukti berhasil di negara-negara maju; Kedua, apakah UKM mampu menjadi instrumen utama bagi pemulihan ekonomi Indonesia, terutama memecahkan persoalan pengangguran.

Kadang – kadang harapan yang dibebankan kepada UKM juga terlampau berat, karena kinerjanya semasa krisis yang mengesankan. Disamping pangsa relatif yang membesar yang diikuti oleh tumbuhnya usaha baru juga memberikan harapan baru. Sebagaimana diketahui selama tahun 2000 telah terjadi tambahan usaha baru yang cukup besar dimana diharapkan mereka ini berasal dari sektor modern/besar dan terkena PHK kemudian menerjuni usaha mandiri. Dengan demikian mereka ini disertai kualitas SDM yang lebih baik dan bahkan mempunyai permodalan sendiri, karena sebagian dari mereka ini berasal dari sektor keuangan/perbankan.
Mengingat populasi terbesar dari unit usaha yang mengembang pada penyediaan lapangan kerja adalah usaha kecil, maka fokus pembahasan selanjutnya akan ditujukan pada usaha kecil.

Tinjauan terhadap keberadaan usaha kecil diberbagai sektor ekonomi dalam pembentukan PBD menjadi dasar pemahaman kita terhadap kekuatan dan kelemahannya, selanjutnya potensinya sebagai motor pertumbuhan perlu ditelaah lebih dalam agar kita mampu menemu kenali persyaratan yang diperlukan untuk pengembangannya elama ini yang lazim kita lakukan adalah membuat analisis sumbangan sektor–sektor ekonomi dalam pembentukan PDB. Untuk menilai posisi strategis kelompok usaha terutama usaha kecil hanya akan dapat diperlihatkan melalui konstribusi kelompok usaha menurut sektor ekonomi. Dengan melihat kelompok usaha ini akan mampu melihat kemampuan potensial kelompok usaha dalam menghasilkan pertumbuhan.

Proses transformasi struktural perekonomian kita memang telah berhasil menggeser dominasi sektor pertanian, sehingga sampai dengan menjelang krisis ekonomi (1997) sumbangan sektor pertanian tinggal 16 % saja, sementara sektor industri telah mencapai hampir 27 % dan menjadi penyumbang terbesar dari perekonomian kita. Ini artinya sektor industri telah mengalami pertumbuhan yang pesat selama tiga dasa warsa sebelum krisis semasa pemerintahan Orde Baru. Apabila hanya sepintas melihat perkembangan ini, dengan transformasi struktural dari pertanian ke industri, maka semua kelompok usaha akan ikut menikmati kemajuan yang sama. Sehingga kelompok industri manufaktur skala kecil juga mengalami kemajuan yang sama.

Secara makro proses pemulihan ekonomi Indonesia belum terjadi karena indeks output pada tahun 2001 ini belum kembali pada tingkat sebelum krisis (1997), Perkembangan yang terjadi pada grafik 1 memperlihatkan bahwa indeks PDB keseluruhan baru mencapai 95% dari tingkat produksi 1997. Sektor yang tumbuh dengan krisis adalah sektor listrik, gas, air minum yang pada 4 tahun terakhir ini tumbuh dengan rata-rata diatas 5%/tahun. Hal ini antar lain disamping output yang meningkat terutama disebabkan oleh penyesuaian harga yang terus berjalan.

Jika kita cermati secara lebih rinci penyumbang PDB atas dasar sektor pelaku usaha akan terlihat jelas adanya ketimpangan tersebut. Tabel 1 menyajikan perbandingan peran 5 besar penyumbang PDB menurut sektor dan kelompok usaha, Sejak sebelum krisis ekonomi, hingga mulai meredanya krisis terlihat bahwa ranking 1 (satu) penyumbang PDB adalah kelompok usaha besar pada sektor industri pengolahan dengan sumbangan berkisar 17-19 % selama 1997- 2001. Ini berarti bahwa untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi semata, ekonomi kita tetap bersandar pada bangkitnya kembali industri pengolahan besar dengan aset diatas Rp. 10 miliar di luar tanah dan bangunan. Sektor industri skala besar hanya terpukul pada saat puncak krisis 1998, dimana pertumbuhan ekonomi kita mengalami pertumbuhan negatif 13,4% ketika itu. Dan setelah itu ketika pemulihan ekonomi mulai bergerak maka kelompok ini kembali mengambil porsi nya.

Pertanyaan yang menarik adalah apakah industri kecil dan menengah tidak bangkit, padahal pada kelompok usaha kecil di seluruh sektor telah mengalami pergeseran peran dengan sumbangan terhadap PDB yang meningkat dari 38,90% pada tahun 1996 atau 40,45% pada tahun 1997 menjadi 43,08% pada tahun 1999 ? Pada sektor industri pengolahan ternyata tidak terjadi perubahan sumbangan usaha kecil yang nyata yakni : 3,90%, 4,03%, 3,85%, 3,74% dan 3,79% berturut–turut untuk tahun 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001. Berarti secara riil tidak ada kemajuan yang berarti bagi peran industri kecil, yang terjadi justru kemerosotan pada beberapa kelompok industri. Dengan gambaran ini memang belum dapat disimpulkan bahwa industri kecil mampu menjadi motor pertumbuhan, sementara industri skala menengah keadaannya jauh lebih parah di banding usaha kecil, sehingga tidak mampu memanfaatkan momentum untuk mengisi kemunduran dari usaha besar dan paling terpukul pada saat krisis memuncak pada tahun 1998-1999. Salah satu sebabnya diduga dikarenakan tingginya ketergantungan usaha menengah terhadap usaha besar, baik karena ketergantungan sebagai industri sub-kontrak maupun ketergantungan pasar dan bahan baku terhadap industri besar.

Selanjutnya penyumbang terbesar kedua adalah kelompok usaha kecil sektor pertanian yang menyumbang sekitar 13-17 % selama periode 1997-2001. Hal yang menarik adalah posisi relatif usaha kecil sektor pertanian yang sangat bergerak cepat dimasa krisis dan kembali merosot ke posisi sebelum krisis. Hal ini perlu mendapatkan penelahaan yang mendalam. Salah satu alasan yang dapat diterima adalah rendahnya harga output produk primer pertanian yang bersamaan dengan naiknya harga input, terutama yang bersumber dari impor. Sektor pertanian yang sangat di dominasi pertanian pangan memang sangat terbatas kemampuannya untuk menjadi sumber pertumbuhan, terutama beras. Pangsa relatif yang membesar terutama disebabkan kemunduran sektor lain ketika pertanian tidak terlalu terpukul, paling tidak tingkat produksi fisiknya. Jika pada tahun 1997 Usaha Kecil sektor pertanian menyumbang sebesar 13,30% pada tahun 1998 dan 1999 meningkat mendekati 17 %, maka pada tahun 2001 diperkirakan akan terus kembali menjadi 13,93 % saja. Keadaan ini akan berlanjut sejalan dengan menurunnya peran sektor pertanian dalam pembentukan PDB.

Jika diperhatikan lebih lanjut dari tabel 1 maka sektor perdagangan hotel dan restoran kelompok usaha kecil pada saat sebelum krisis menunjukan ranking ke 3 (tiga) dalam sumbangannya pada pembentukan PDB, berarti Usaha Kecil sektor ini sangat penting bagi pembentukan PDB dan penyediaan lapangan kerja dengan sumbangan diatas 11 % terhadap PDB kita. Namun sejak dua tahun terakhir ketika krisis mulai pulih posisi ranking ke 3 (tiga) mulai digusur oleh sektor pertambangan kelompok usaha besar. Dengan demikian peran Usaha Kecil sektor perdagangan hotel dan restoran sebagai sumber pertumbuhan juga semakin merosot, sehingga lampu merah sudah hampir tiba peran kelompok usaha kecil porsinya untuk menghasilkan sumbangan bagi pertumbuhan PDB semakin kurang dominan. Sektor pertambangan usaha besar bahkan sudah mendekati Usaha Kecil sektor pertanian.

Sektor jasa-jasa menempati urutan kelima dengan sumbangan sekitar 4-5 % dan didominasi oleh usaha besar. Sektor ini nampaknya tidak terlalu penting dalam menyumbang pertumbuhan, namun jasanya sangat vital untuk mendukung pertumbuhan. Sektor jasa-jasa ini memiliki kaitan yang luas dalam proses produksi dan distribusi dan memberikan dukungan yang sangat berarti. Sektor jasa yang besar adalah jasa yang dihasilkan oleh pemerintah, karena peran pemerintah dalam pengeluaran juga mempunyai peran yang penting.

Dengan semakin merosotnya peran usaha kecil di sektor pertanian dan perdagangan, maka dua penyumbang besar terhadap nilai tambah dari kelompok usaha kecil ini dominasinya juga akan semakin mengecil dalam pembentukan PDB. Sehingga jika kecenderungan ini dibiarkan maka posisi usaha kecil akan kembali seperti sebelum krisis atau bahkan mengecil. Sementara itu usaha menengah yang sejak krisis mengalami kemerosotan diberbagai sektor, maka posisi usaha menengah semakin tidak menguntungkan. Padahal dalam proses modernisasi dan demokratisasi peranan kelas menengah ini sangat penting terutama untuk meningkatkan daya saing. Karena usaha menengah lebih mudah melakukan modernisasi dan mengembangkan jaringan ke luar negeri dalam rangka perluasan pasar.

Usaha dimasa Mendatang
Perlu disusun kebijakan baru pembangunan ekonomi daerah yang menciptakan iklim usaha kondusif dalam perdagangan dan investasi Perlu dirancang e-government Perlu dibangun pusat promosi produk UKM Ekspor berupa trading centre dan atau trading house Perlu memfasilitasi pembentukan asosiasi/himpunan antar komoditi sejenis Perlu diaktifkan sistem dokumentasi ekspor terpadu secara standar dalam suatu seri yang berhubungan satu dengan yang lain, karena akan membantu mempercepat aplikasi EDI (electronic data interchange). Selain itu Perlunya diselenggarakan pendidikan dan pelatihan terhadap aparat PEMDA tentang perubahan pola pikir dan paradigma pembangunan ekonomi “daya saing” secara reguler dan berkesinambungan.




              III. KESIMPULAN

       Usaha kecil menengah (UKM) merupakan salah satu penunjung kesejahteraan masyarakat seperti Indonesia sebagai Negara berkembang. Dengan adanya UKM, kesempatan kerja sangat terbuka lebar, dan dapat mengurangi pengangguran di Negara ini. UKM juga mempengaruhi pendapatan masyarakat yang mulai bertambah dengan melakukan usaha kecil-kecilan yang mereka lakukan. Jadi UKM sangat berperan penting dalam suatu Negara untuk masyarakatnya yang berpendapatan kecil hingga menengah. Mendapatnya  dukungan dari pemerintah  serta tersedianya fasilitas yang mereka butuhkan, membuat para usahawan lebih mudah melakukan usahanya. Terlebih lagi pemerintah memberi pembelajaran agar menjadi pengusaha kecil yang lebih professional. Agar lebih bisa memandang peluang kesempatan usaha dimasa mendatang.



              IV. DAFTAR PUSTAKA

Sumber:
 Koran Tempo
Tambunan T.H Tulus. 2003. Perekonomian Indonesia. Ghalia Indonesia: Jakarta






OST. Marry me, Mary!


Soundtrack Marry me, Mary!

You’re My superstar
namanui meotjin heoniheoniheoni
eonje eodiseona nal jikyeojun jinijinijini
You’re My shining star
naemaeumsogeul hwanhi bichwojul dan han saram
sesangeseo yuilhan geudaeneun namanui superstar
bogosipgo gaseumeun dugeundugeun ppalli dalligo oneuldo yeiyeiye
naemameun jakkujakkuman tteollyeoogo naeildo wauwauwa
maeilmaeil dameullae i gieokdeul da neowanaega gadeukjunbi han haengbok
yeongwonhi ani geuboda deo oraetdongan nal jikyeojul yuilhan saram
You’re My superstar
namanui meotjin heoniheoniheoni
eonje eodiseona nal jikyeojun jinijinijini
You’re My shining star
naemaeumsogeul hwanhi bichwojul dan han saram
sesangeseo yuilhan geudaeneun namanui superstar
nareulbomyeon gaseumi dugeundugeun ppalli dallinde eojjeonji yeiye
nalbolmyeon jakkujakkuman tteollyeoonde eotteokhae wauwauwa
I will promise you yoksimmanheun sesangi neol mireonaedo
eonjekkajina nan sujubeun keullementain i’m so happy
You’re My superstar
namanui meotjin heoniheoniheoni
eonje eodiseona nal jikyeojun jinijinijini
You’re My shining star
naemaeumsogeul hwanhi bichwojul dan han saram
sesangeseo yuilhan geudaeneun namanui superstar
You’re My superstar
naegaseumgipi sumgyeonoheun geu boseokgateun
naesarmui yuilhan geudae namanui superstar
HANGEUL LYRICS
You’re My superstar
λ‚˜λ§Œμ˜ 멋진 ν—ˆλ‹ˆν—ˆλ‹ˆν—ˆλ‹ˆ
μ–Έμ œ μ–΄λ””μ„œλ‚˜ λ‚  μ§€μΌœμ€€ μ§€λ‹ˆμ§€λ‹ˆμ§€λ‹ˆ
You’re My shining star
λ‚΄λ§ˆμŒμ†μ„ ν™˜νžˆ 비좰쀄 단 ν•œ μ‚¬λžŒ
μ„Έμƒμ—μ„œ μœ μΌν•œ κ·ΈλŒ€λŠ” λ‚˜λ§Œμ˜ superstar
보고싢고 κ°€μŠ΄μ€ 두근두근 빨리 달리고 μ˜€λŠ˜λ„ 예이예이예
λ‚΄λ§˜μ€ 자꾸자꾸만 λ–¨λ €μ˜€κ³  내일도 μ™€μš°μ™€μš°μ™€
맀일맀일 λ‹΄μ„λž˜ 이 κΈ°μ–΅λ“€ λ‹€ λ„ˆμ™€λ‚΄κ°€ 가득쀀비 ν•œ 행볡
μ˜μ›νžˆ μ•„λ‹ˆ 그보닀 더 μ˜€λž«λ™μ•ˆ λ‚  μ§€μΌœμ€„ μœ μΌν•œ μ‚¬λžŒ
You’re My superstar
λ‚˜λ§Œμ˜ 멋진 ν—ˆλ‹ˆν—ˆλ‹ˆν—ˆλ‹ˆ
μ–Έμ œ μ–΄λ””μ„œλ‚˜ λ‚  μ§€μΌœμ€€ μ§€λ‹ˆμ§€λ‹ˆμ§€λ‹ˆ
You’re My shining star
λ‚΄λ§ˆμŒμ†μ„ ν™˜νžˆ 비좰쀄 단 ν•œ μ‚¬λžŒ
μ„Έμƒμ—μ„œ μœ μΌν•œ κ·ΈλŒ€λŠ” λ‚˜λ§Œμ˜ superstar
λ‚˜λ₯Όλ³΄λ©΄ κ°€μŠ΄μ΄ 두근두근 빨리 달린데 어쩐지 예이예
λ‚ λ³Όλ©΄ 자꾸자꾸만 λ–¨λ €μ˜¨λ° μ–΄λ–‘ν•΄ μ™€μš°μ™€μš°μ™€
I will promise you μš•μ‹¬λ§Žμ€ 세상이 널 밀어내도
μ–Έμ œκΉŒμ§€λ‚˜ λ‚œ μˆ˜μ€μ€ ν΄λ ˆλ©˜νƒ€μΈ i’m so happy
You’re My superstar
λ‚˜λ§Œμ˜ 멋진 ν—ˆλ‹ˆν—ˆλ‹ˆν—ˆλ‹ˆ
μ–Έμ œ μ–΄λ””μ„œλ‚˜ λ‚  μ§€μΌœμ€€ μ§€λ‹ˆμ§€λ‹ˆμ§€λ‹ˆ
You’re My shining star
λ‚΄λ§ˆμŒμ†μ„ ν™˜νžˆ 비좰쀄 단 ν•œ μ‚¬λžŒ
μ„Έμƒμ—μ„œ μœ μΌν•œ κ·ΈλŒ€λŠ” λ‚˜λ§Œμ˜ superstar
You’re My superstar
λ‚΄κ°€μŠ΄κΉŠμ΄ μˆ¨κ²¨λ†“μ€ κ·Έ 보석같은
λ‚΄μ‚Άμ˜ μœ μΌν•œ κ·ΈλŒ€ λ‚˜λ§Œμ˜ superstar

Lirik lagu Soundtrack Korea


Soundtrack Secret Garden

HERE I AM

Here I am
yeogi Here I am
Here I am
naega yeogie yeogi inneunde
Here I am
jigeum Here I am
Here I am
jigeum yeogie naega inneunde
nal da jwodo mojara nal beoryeodo mojara
naega neol eolmamankeum saranghaneun jireul
moreul geoya ama neon Here I am
Here I am
yeogi Here I am
Here I am
naega yeogie yeogi inneunde
nal da jwodo mojara nal beoryeodo mojara
naega neol eolmamankeum saranghaneun jireul
gateun jarieseo neol gidarilge
nal yokhaedo gwaenchanha
nal beoryeodo gwaenchanha
naega neol eolmamankeum saranghaneunjireul
moreul geoya ama neon Here I am
moreul geoya ama neon Here I am

English Translation :
Here I am
In this place, here I am
Here I am
In this place, I am here
Here I am
Now in this place, here I am
Here I am
In this place, I am here now
Even if it’s not enough for me to show
how much I really love you
You may never know
but here I am
Here I am
In this place, here I am
Here I am
In this place, I am here
Even if it’s not enough for me to show
how much I really love you
I’ll just wait for you in this place
Even if you think it’s not enough
it’s fine, I’ll show you
how much I really love you
You may never know, but here I am
You may never know, but here I am



Appear λ‚˜νƒ€λ‚˜ – Kim Bum Soo
Korean Version : (na-ta-na)
Wae nae nunape natana
Wae nega jakku natana
Du nuneul gamgo nuumyeon
Wae ni eolguri tteoolla
Byeol il anindeut hadaga
Gaseumi naeryeo antdaga
Seuchineun iringe aniraneungeol
Geugeotmaneun bunmyeonghangabwa
Sarangingabwa
Nae moseubi bujokhadago neukkin jeok eobseosseo
Haru kkeutjaragi aswiun jeokdo eobseosseo
Geunde mallya jom isanghae mwonga
Bin teumi saenggyeobeoryeonnabwa
Nigawaya chaewojineun teumi isanghae
Sarmeun da saraya aneungeonji
Ajik ireol mami namgin haesseonneunji
Sesang gajang na swipge bwatdeon
Sarangttaeme tto eojireowo
Wae nae nunape natana
Wae nega jakku natana
Du nuneul gamgo nuumyeon
Wae ni eolguri tteoolla
Byeol il anindeut hadaga
Gaseumi naeryeo antdaga
Seuchineun iringe aniraneungeol
Geugeotmaneun bunmyeonghangabwa
Sarangingabwa
Sarangiya sarangiya
Geuri nollalgeon aniljirado
Geuge neoraneungeon mitgi himdeungeol
Koape neoreul dugoseodo
Mollatdeon naega deo isanghae
Wae nae nunape natana
Wae nega jakku natana
Du nuneul gamgo nuumyeon
Wae ni eolguri tteoolla
Byeol il anindeut hadaga
Gaseumi naeryeo antdaga
Seuchineun iringe aniraneungeol
Geugeotmaneun bunmyeonghangabwa
Garangingabwa
Ireollyeogo niga naegyeote ongeongabwa

English Translation : (You Appear)
what makes you appear before my eyes
what always makes you keep appearing
if I lie down and closed my eyes
why does your face keeps appearing in my mind
It doesn’t seem like a big deal then
to calm down my heart
you are not a passing feeling
that much is clear~ its love
must be love
I’ve never felt that i am insufficient
by the end of the day I never regret
But there is a strange feeling
My heart seems to have a gap
Strange that only you can fill up this gap
understanding that life is only lived to be old
what have you done to this heart is still left
like the easy thing i’ve seen in this world
i also got her cluttered in love
what makes you appear before my eyes
what always makes you keep appearing
if I lie down and closed my eyes
why does your face keeps appearing in my mind
It doesn’t seem like a big deal then
to calm down my heart
you are not a passing feeling
that much is clear~ its love
must be love
This is love
This is love
although I don’t know much
It’s hard to believe it’s you
just before you leave
i dont know why i’m feeling so strange
what makes you appear before my eyes
what always makes you keep appearing
if I lie down and closed my eyes
why does your face keeps appearing in my mind
It doesn’t seem like a big deal then
to calm down my heart
you are not a passing feeling
that much is clear~ its love
must be love




4Men – Baby Baby
이유λ₯Όλͺ°λžμ–΄
iyureul mollasseo
μ™œλ‚΄κ°€λ³€ν–ˆλŠ”μ§€ν•œμ°Έμƒκ°ν–ˆμ–΄
wae naega byeonhaenneunji hancham saenggakhaesseo
λ„ˆμ™€λ‚˜λ§Œλ‚œμ΄ν›„λ‘œλ‚˜λ³€ν•œκ²ƒκ°™μ•„
neowa na mannanihuro na byeonhangeot gata
μ•„μ£Όλ§Žμ΄λ§μ΄μ•Όμ΄λ…Έλž˜λ“€λ¦¬λ‹ˆμ˜€
aju manhi mariya i norae deullini o
λ‹ˆκ°€λ„ˆλ¬΄κ³ λ§™μž–μ•„μ˜€ baby
niga neomu gomapjanha o baby
λ‹ˆκ°€λ„ˆλ¬΄μ˜ˆμ˜μž–μ•„μ˜€
niga neomu yeppeujanha o
λˆˆμ„λ—„μˆ˜κ°€μ—†μ–΄λ‚΄λˆˆμ—”λ„ˆλ§Œλ³΄μ—¬
nuneul ttelsuga eobseo naenunen neoman boyeo
λ„ˆλ§Œκ³„μ†λ°”λΌλ³΄κ³ μ‹Άμž–μ•„λ‚œμ˜€μ •λ§
neoman gyesok barabogo sipjanha nan o jeongmal
ν•˜λ£¨κ°€μ§€λ‚˜κ³ λ˜λ‹€μ‹œλ§Œλ‚˜κ³ 
haruga jinago tto dasimannago
κ·ΈλŸ¬λ‹€ν—€μ–΄μ§€κ³ λ˜λ‹€μ‹œλ§Œλ‚˜κ²Œλ˜κ³ 
geureodaheeojigo tto dasimannage doego
λ„ˆλ¬΄μ’‹μ€κ±°μ•Όλ§ˆλƒ₯μ›ƒκΈ°λ§Œν•΄
neomu joheungeoya manyang utgimanhae
μ΄λŸ°λ‚΄κ°€λ³΄μ΄λ‹ˆ
ireon naega boini
λ‹ˆκ°€λ„ˆλ¬΄κ³ λ§™μž–μ•„μ˜€ baby
niga neomu gomapjanha o baby
λ‹ˆκ°€λ„ˆλ¬΄μ˜ˆμ˜μž–μ•„μ˜€
niga neomu yeppeujanha o
λˆˆμ„λ—„μˆ˜κ°€μ—†μ–΄λ‚΄λˆˆμ—”λ„ˆλ§Œλ³΄μ—¬
nuneul ttelsuga eobseo naenunen neoman boyeo
λ„ˆλ§Œκ³„μ†λ°”λΌλ³΄κ³ μ‹Άμž–μ•„λ‚œμ˜€μ •λ§
neoman gyesok barabogo sipjanha nan o jeongmal
λ‚΄ν•˜λ£¨ν•˜λ£¨κ°€λ„ˆλ¬΄ν–‰λ³΅ν•΄μ„œμš°λ² μ΄λ² 
nae haruharuga neomu haengbokhaeseo u beibe
μ΄λŸ°λ‚ μ΄λλ‚˜μ§€μ•ŠκΈΈ
ireonnari kkeutnaji ankil
λͺ¨λ“ κ²Œλ‹€λ³€ν•˜μ§€μ•ŠκΈΈ
modeunge da byeonhaji ankil
λ‹ˆκ°€λ„ˆλ¬΄κ³ λ§™μž–μ•„μ˜€ baby
niga neomu gomapjanha o baby
λ‹ˆκ°€λ„ˆλ¬΄μ˜ˆμ˜μž–μ•„μ˜€
niga neomu yeppeujanha o
λˆˆμ„λ—„μˆ˜κ°€μ—†μ–΄λ‚΄λˆˆμ—”λ„ˆλ§Œλ³΄μ—¬
nuneul ttelsuga eobseo naenunen neoman boyeo
λ„ˆλ§Œκ³„μ†λ°”λΌλ³΄κ³ μ‹Άμž–μ•„λ‚œμ˜€μ •λ§
neoman gyesok barabogo sipjanha nan o jeongmal



Translation Baby Baby

I don't know the reason why I changed
I've been thinking for a long time, with many difficulties ahead
I seem to be changing quite a lot, please end this oh~
Can you hear this song?

Thank you oh baby
You're so pretty oh
There's not a thing that can stop me from looking at you
Only you I continously see
The very next day (the very next day)

We meet again, after our break up
We meet again, it's a good thing
I still laugh like this, do you see? woo baby

Thank you oh baby
You're so pretty oh
There's not a thing that can stop me from looking at you
Only you I continously see
Day to day, I'll be happy
Things have changed

Thank you oh baby
You're so pretty oh
There's not a thing that can stop me from looking at you
Only you I continously see
Oh baby oh oh oh

 



Pengikut